Oleh: Herowati, S.Pd.

Senin, 04 Mei 2015

Media Nyata



BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang


Penyajian materi pelajaran bagi siswa akan lebih mudah dipahami  apabila materi yang disajikannya bersifat konkrit. Hal ini mengingatkan kita bahwa tidak semua siswa sanggup belajar dengan cara verbal yang abstrak  dikarenakan perkembangan kognitif mereka masih pada taraf operasional konkret khususnya pada tingkat sekolah dasar.. Pendapat Piaget yang dikutip S. Nasution (1982 : 183) membedakan beberapa fase dalam aspek kognitif yaitu fase sensorimotor, pra operasional, operasional konkrit, dan fase operasional formal. Lebih lanjut Piaget (dalam Marjory Ebbeck) menjelaskan bahwa anak usia (7-11 tahun) yang berada pada fase operasional konkrit memiliki karakteristik yaitu: characterized by still being bound to the concrete because thingking is still  dependent on real objects. Ability to conserve delelops during this period and also the emergence of reversibility in thought.
            Disamping hal tersebut di atas, pengalaman belajar anak menurut Edgar Dale dimulai dari pengalaman langsung menuju kepada yang abstrak. Agar diperoleh pengalaman langsung, lengkap dan kesan yang mendalam dari apa yang dipelajarinya, maka tepatlah apabila anak usia sekolah belajar melalui benda sebenarnya/benda asli.



BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Media realia (Media Nyata)
 Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar. Pemanfaatan media realia tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan cara mengajak siswa melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut ke lokasinya. Realia dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam bentuk sebagaimana adanya, tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan aslinya. Ciri media realia yang asli adalah benda yang masih dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya, dan dapat dikenali sebagai wujud aslinya. Media realia sangat bermanfaat terutama bagi siswa yang tidak memiliki pengalaman terhadap benda tertentu. Misalnya untuk mempelajari binatang langka, siswa diajak melihat badak yang ada di kebun binatang. Selain observasi dalam kondisi aslinya, penggunaan media realia juga dapat dimodifikasi.
  1. Jenis media nyata
  1. Potongan benda (cutaways),
Cara potongan (cutaways) adalah benda sebenarnya tidak digunakan secara utuh atau menyeluruh, tetapi hanya diambil sebagian saja yang dianggap penting dan dapat mewakili aslinya. Misalnya binatang langka hanya diambil bagian kepalanya saja.
  1. Benda contoh (specimen),
Benda contoh (specimen) adalah benda asli tanpa dikurangi sedikitpun. Yang dipakai sebagai contoh untuk mewakili karakter dari sebuah benda dalam jenis atau kelompok tertentu. Misalnya beberapa ekor ikan hias dari jenis tertentu, yang dimasukkan dalam sebuah toples berisi air untuk diamati di dalam kelas.
  1. Pameran (exhibid).
Pameran (exhibit) menampilkan benda‑benda tertentu yang dirancang seolah‑olah berada dalam lingkungan atau situasi aslinya. Misalnya senjata‑senjata kuno yang masih asli ditata dan dipajang seolah‑olah mengambarkan situasi perang pada jaman dulu.
Adapun pendapat lain yang menyatakan bahwa benda asli memiliki macam sangat bervariasi namun dapat  diklasifikasikan dalam dua istilah (Degeng, 1993: 56) yaitu  objek dan benda/barang contoh (specimen) benda hidup. Objek    yakni semua benda yang masih dalam keadaan asli, alami seperti ia hidup dan berada. Sedangkan benda/barang contoh (specimen) benda mati yaitu benda-benda asli atau sebagian benda asli yang dipergunakan sebagai sample. 
  1. Specimen benda hidup, seperti: akuarium, yaitu tempat yang digunakan untuk memelihara binatang air baik ikan maupun sejenisnya; terrarium, yaitu kotak tempat untuk memelihara hewan melata dan tumbuhan darat yang berukuran kecil; kebun binatang, tempat untuk memelihara berbagai jenis binatang baik binatang darat, air, udara yang dimaksudkan untuk contoh; insektarium, yakni tempat/kotak untuk memelihara berbagai jenis serangga, namun pada umumnya masyarakat mengkoleksinya serangga yang sudah mati;  dan kebun percobaan/percontohan, yaitu kebun yang ditanami tumbuhan atau berbagai tumbuhan untuk percobaan/percontohan.
  2. Specimen benda mati, seperti herbarium, yaitu bagian dari tumbuhan (daun) yang sudah dikeringkan; teksidermi, yaitu kulit hewan yang dibentuk kembali setelah kulit tersebut dikeringkan dan isi tubuhnya kadang diisi dengan benda lin seperti kapas/kain;   batuan, mineral, dan awetan dalam botol  yaitu makhluk yang sudah mati diawetkan dalam botol yang berisi larutan kimia. 
Pengklasifikasian benda asli disamping seperti di atas dapat juga dilakukan  dengan cara mengklasifikasikannya menjadi benda asli alami dan benda asli buatan manusia. Benda asli alami yaitu benda yang benar-benar asli tanpa ada perubahan bentuk dan sifat aslinya, oleh manusia sedangkan  benda asli buatan yaitu benda asli yang sudah diubah baik bentuk maupun sifatnya oleh manusia yang mungkin dibuat perhiasan, alat, perlengkapan, makanan dan minuman.
Secara teori, penggunaan media realia ini banyak kelebihannya, misalnya dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Namun dalam prakteknya banyak benda‑benda nyata yang tidak mudah dihadirkan dalam bentuk yang sebenarnya yang disebabkan oleh keterbatasan‑keterbatasan tertentu. Oleh karena itu perlu ada jenis media lain sebagai penggantinya, seperti dijelaskan berikut ini.
C.    Peran Media Nyata Dalam Proses Pembelajaran
Peran benda asli dalam proses pembelajaran di sekolah dasar sangatlah penting, baik  itu pada kegiatan pra pembelajaran, kegiatan inti/penyajian pembelajaran, maupun pada kegiatan tindak lanjut.
Pada kegiatan pra pembelajaran kadang guru kesulitan untuk memusatkan dan mengarahkan perhatian, motivasi atau minat siswa terhadap topik/pokok bahasan yang akan dipelajari. Keadaan tersebut terasa semakin sulit apabila guru tersebut menginginkan kegiatan pembelajarannya menuntut partisipasi siswa aktif atau yang mendorong terjadinya interaksi pembelajaran, yaitu interaksi yang terjadi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, dan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya, sehingga menghasilkan perubahan pada aspek-aspek tertentu pada diri siswa baik aspek intelektual, kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya. Pemanfaatan benda asli seperti mata uang, biji-bijian, benda-benda pos dan tumbuhan sebagaimana telah diungkapkan terdahulu akan mampu merangsang dan memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran dan merangsang tumbuhnya diskusi dalam pembelajaran yang dilakukan. 
Tahap kegiatan inti atau penyajian pelajaran, pada tahap ini masalah yang sering dihadapi guru lebih banyak berkaitan dengan cara bagaimana mengikat perhatian siswa selama pelajaran berlangsung, dan bagaimana cara membantu siswa memahami materi dengan cepat dan tepat. Disamping itu juga bagaimana mengoptimalkan aktivitas siswa/peran serta siswa selama kegiatan pembelajaran. Kehadiran benda asli dipandang akan mampu/dapat membantu menjaga perhatian dan menumbuhkan kegiatan yang aktif, karena siswa tentunya dapat melakukan aktivitas seperti mengamati, meraba, mendiskusikan, dan menganalisis serta mengklasifikasi. Media benda asli juga dapat dimanfaatkan untuk membantu menemukan gagasan untuk kegiatan seperti mengarang, bercerita dan menggambar.
Tahap  Tindak Lanjut, pada tahap ini digunakan untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba menerapkan berbagai pengetahuan atau prosedur yang telah dipelajari. Kesempatan tersebut dapat diberikan dalam bentuk latihan/tugas baik itu bersifat individu maupun kelompok. Jadi dengan belajar melalui benda asli siswa akan lebih leluasa melakukan kegiatan seperti mengamati proses pertumbuhan dari suatu tanaman. 
Pemanfaatan benda asli dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana diungkapkan di atas sebenarnya memiliki peran yang sangat penting, namun dalam pelaksanaannya masih jarang dijumpai dengan berbagai alasan. Alasan yang membuat guru/orang tidak memanfaatkan benda asli diantaranya:
  1. Benda tersebut terlalu jauh dan tidak terjangkau,
  2. Benda itu berbahaya untuk dipelajari secara langsung,
  3. Benda itu tidak boleh dilihatnya,
  4. Benda itu sulit ditemukan/sudah tidak ada lagi.
  1. Teknik Pemanfaatan Media Nyata (Real Object)
Ada dua teknik yang dapat ditempuh untuk belajar melalui benda sebenarnya yaitu “membawa kelas ke dunia luar” dan “membawa dunia ke dalam kelas”. Agar diperoleh gambaran tentang kedua teknik ini akan dijelaskan berikut ini.
  1. Teknik membawa kelas ke dunia luar, maksudnya adalah anak dalam mempelajari materi pelajaran melalui objek nyata ke luar kelas yang biasanya dalam bentuk karya wisata. Karya wisata merupakan kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui suatu kunjungan ke suatu tempat atau objek di luar kelas sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari seluruh kegiatan akademis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tertentu. Misalnya dalam proses belajar mengajar Sains akan dipelajari materi pelajaran  dengan tema Binatang, guru bisa mengajak murid-murid ke kebun binatang untuk meneliti dan mengamati berbagai binatang baik tempat hidup binatang tersebut, ukurannya, suaranya, makanannya, jumlah kakinya, maupun gerakannya.
  2. Teknik ke dua  dalam pemanfaatan benda asli yaitu membawa dunia ke dalam kelas, maksudnya siswa dalam mempelajari materi pelajaran melalui benda asli/real objek,  benda asli tersebut yang berupa sampelnya (specimennya)  dibawa ke dalam kelas. Misalnya dalam proses belajar mengajar Sains dibahas tumbuh-tumbuhan, maka tumbuh-tumbuhan tersebut dibawa ke dalam kelas untuk diteliti, diamati, diklasifikasi.  Contoh lain dalam mempelajari topik Biji-bijian, maka guru atau siswa dapat membawa berbagai jenis biji-bijian seperti: biji kacang tanah, kacang panjang, kacang Bogor, kacang merah, kacang hijau, kedelai baik yang hitam maupun putih,  tersebut ke dalam kelas untuk diamati, diklasifikasi dan diteliti atau dipelajari siswa. Pemanfaatan specimen memang banyak dilakukan dalam mata pelajaran Sains, namun dapat juga dilakukan dalam bidang social, seperti ketika membahas topik Uang pada mata pelajaran IPS, guru dapat menggunakan specimen jenis-jenis uang, baik uang  kertas maupun logam. Dan juga ketika membahas Benda-benda Pos, guru dan siswa dapat memanfaatkan specimen benda-benda pos seperti prangko, materai, kartu pos maupun sejenisnya.     
Dalam memanfaatkan benda asli/real objek disamping dapat dilakukan dengan dua teknik di atas guru juga perlu mempertimbangkan  paling tidak tiga hal, sebagaimana diungkapkan Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992/1993: 55) yakni:
a.       Karena benda nyata banyak macamnya, mulai dari benda-benda hidup sampai benda-benda mati, maka perlu dipertanyakan benda-benda atau makhluk hidup apakah yang mungkin dapat dimanfaatkan di kelas secara efisien.
b.      Bagaimanakah cara agar benda-benda itu sesuai dengan pola belajar mengajar di kelas.
c.       Dari manakah kita dapat memperoleh benda-benda itu.  
Kalau ketiga hal tersebut di atas sudah dipertimbangkan secara masak maka pemanfaatan benda asli dalam proses  pembelajaran semakin efektif.
  1. Tahap-Tahap Pemanfaatan Media Nyata (Real Object)
Pemanfaatan benda asli dalam proses pembelajaran perlu  menempuh beberapa tahap, Steven Soulier (1981: 13) menyarankan enam tahap yang perlu ditempuhnya, yaitu: 1) prepare yourself, 2) prepare environment and equipment, 3) prepare student, 4) prepare media, 5) prepare follow up activities, 6) prepare evaluation (student and teacher). Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang tahap-tahap pemanfaatan benda asli dalam kegiatan pembelajaran,  maka akan dijelaskan pada bagian berikut.
1.      Menyiapkan Diri Sendiri
Betapapun tingginya nilai kegunaan benda asli, tidak akan memberi manfaat yang banyak bagi orang yang tidak mampu menggunakannya. Oleh karena itu guru perlu mempersiapkan diri khususnya tentang kemampuan dirinya untuk mengenali berbagai hal tentang benda asli yang akan digunakan, dan kemampuan menggunakannya sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan benda asli.
2.      Menyiapkan Lingkungan dan Perlengkapan
Kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan benda asli tentunya memerlukan tempat/lingkungan, dan peralatan untuk mendukungnya. Misalnya jika kegiatan pembelajaran dilakukan di dalam kelas, maka perlu dipersiapkan alat dan tempat/lingkungan untuk menaruh atau meletakkan benda-benda tersebut, sehingga akan terlihat dengan jelas seluruh siswa dan juga mudah dalam memanfaatkannya. Namun jika pembelajaran dilakukan di lingkungan sekitar maka sebelumnya guru perlu mengecek kondisinya, luas sempitnya lingkungan yang akan dikunjungi, dan juga perizinan yang perlu dilakukan.
3.      Menyiapkan Siswa
Apakah benda asli yang dipilih dan akan dimanfaatkan sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik baik itu taraf berpikirnya, pengalaman?  Apakah akan digunakan untuk kegiatan individual, kelompok kecil atau  kelas? Berapa jumlah  peserta didiknya? Di mana lokasinya? Bagaimana gaya belajarnya? Hal-hal yang berkaitan dengan pertanyaan tersebut tentunya perlu dipersiapkan sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan benda asli sehingga kegiatan tersebut dapat berlangsung dengan efektif.
4.      Menyiapkan Media
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan benda asli, guru perlu menyiapkan benda-benda asli/media yang akan digunakan tersebut, baik yang berkait dengan jenis, jumlah, sifat, dan kondisi benda asli tersebut.
5.   Menyiapkan kegiatan tindak lanjut
Agar diperoleh hasil yang maksimal dari kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan  benda asli maka perlu direncanakan/dipersiapkan kegiatan-kegiatan tindak lanjut dari pembelajaran tersebut. Kegiatan tindak lanjut dapat berupa latihan, tugas, eksperimen maupun lainnya. Misalnya setelah siswa belajar dengan memanfaatkan benda-benda asli yang berada di sekitar/di luar kelas, kemudian diberi tugas untuk menyusun dan mempresentasikan hasil pengamatannya  di hadapan teman-temannya.
6.      Menyiapkan Evaluasi
Kegiatan yang tak kalah pentingnya untuk dipersiapkan sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan benda asli yaitu menyiapkan evaluasi. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya. Hasil evaluasi yang dicapainya juga dapat dijadikan sebagai feedback kegiatan yang telah dilakukan dan sekaligus untuk perbaikan kegiatan mendatang.
Tahap-tahap di atas merupakan tahap yang penting dan perlu dilakukan seorang guru dalam memanfaatkan benda asli agar proses pembelajarannya dapat berhasil dengan efektif dan efisien.

  1. Kelebihan Media Nyata
Sumantri dan Permana (2001) menyatakan kelebihan dari media benda konkret yaitu:
1)      Memberi pengalaman yang sangat berharga karena langsung dalam dunia sebenarnya atau memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
2)      Memiliki ingatan yang tahan lama dan sulit dilupakan.
3)       Pengalaman nyata dapat membentuk sikap mental dan emosional yang positif terhadap hidup dan kehidupan.
4)       Benda konkret dapat dikumpulkan dan dicari, dan
5)       Benda konkret dapat dikoleksi orang.


BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar. Pemanfaatan media realia tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan cara mengajak siswa melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut ke lokasinya. Jenis media nyata diantaranya potongan benda (cutaways) misalnya binatang langka hanya diambil bagian kepalanya saja, benda contoh (specimen), misalnya beberapa ekor ikan hias dari jenis tertentu, yang dimasukkan dalam sebuah toples berisi air untuk diamati di dalam kelas, Pameran (exhibid), misalnya senjata‑senjata kuno yang masih asli ditata dan dipajang seolah‑olah mengambarkan situasi perang pada jaman dulu.
Media nyata memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Peran pemanfaatan benda asli dapat  tampak mulai dari kegiatan pra pembelajaran yaitu merangsang dan memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran dan merangsang tumbuhnya diskusi dalam pembelajaran yang dilakukan; kegiatan inti pembelajaran yaitu membantu menjaga perhatian dan menumbuhkan kegiatan yang aktif, dan peran pemanfaatan benda asli pada kegiatan tindak lanjut pembelajaran siswa akan lebih leluasa untuk melakukan pengayaan terhadap materi yang telah dipelajarinya.
Media nyata yang sangat beragam jenisnya, dalam memanfaatkannya pada kegiatan pembelajaran dapat ditempuh dengan dua teknik yaitu membawa kelas ke dunia luar dan membawa dunia ke dalam kelas. Agar pemanfaatan benda asli dalam kegiatan pembelajaran dapat berjalan efektif perlu ditempuh tahap-tahap dan langkah-langkah pemanfaatannya.


DAFTAR PUSTAKA

Basuki Wibawa dan Farida Mukti. (1992/1993). Media Pengajaran. Jakarta: P2TK Dikti.
Degeng, I. Nyoman Sudana. (1993). Media Pendidikan. Malang: FIP IKIP Malang.
Soulier, J.. Steven. (1981). Real Objects and Models. New Jersey: Educational Technology Publications.  
      http://download.portalgaruda.org/article.php?article=108559&val=4073 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar